Sementarakebijakan fiskal merupakan langkah pemerintah untuk mengatur anggaran belanja dan pendapatan negara. Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Mengacu pada Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter, pada pasal 7 disebutkan bahwa kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai kestabilan jumlah uang yang beredar di
Apa itu defisit? Defisit adalah sebuah kondisi keuangan yang ditandai dengan pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan. Tidak hanya dialami oleh individu, kondisi tersebut juga sering terjadi dalam lingkup yang lebih besar, seperti perusahaan atau bahkan keuangan negara. Kondisi ini bisa dipahami juga sebagai suatu keadaan kekurangan keuangan dalam kas sebagai akibat pengeluaran yang lebih besar daripada penghasilan. Pengertian defisit Defisit adalah keadaan atau situasi berkurangnya kas dalam keuangan yakni anggaran belanja negara atau kas perusahaan. Defisit ini biasanya terjadi pada sebuah organisasi yakni pemerintahan yang memiliki pengeluaran lebih banyak ketimbang penghasilan atau pemasukan. Kata defisit ini sangat populer digunakan dalam dunia ekonomi, maka tidak heran kamu sering mendengarnya. Defisit juga dapat terjadi karena disebabkan beberapa faktor yang akhirnya lari ke kebangkrutan. Jenis defisit Defisit sendiri memiliki dua jenis yang dialami oleh suatu negara yakni defisit anggaran dan defisit perdagangan. Seperti kita ketahui meskipun keduanya terkait satu sama lain, berikut penjelasannya. Defisit anggaran Defisit anggaran terjadi ketika pengeluaran suatu negara lebih besar dari pendapatan yang diterima di tahun tertentu. Istilah ini pada umumnya digunakan untuk pengeluaran pemerintah daripada bisnis atau individu. Defisit yang dialami oleh suatu pemerintah yang harus dibayar dalam bentuk utang nasional suatu negara. Defisit perdagangan Defisit perdagangan apabila terjadi suatu nilai impor negara melebihi ekspornya. Akibat dari defisit perdagangan adalah suatu negara berutang lebih banyak kepada negara lain. Defisit perdagangan juga dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang domestik dan pengurangan lapangan kerja. Faktor-faktor penyebab defisit Kondisi defisit sangat umum terjadi dalam keuangan negara, terutama pada negara-negara berkembang. Istilah yang digunakan untuk menggambarkannya adalah defisit anggaran. Apa penyebab defisit anggaran? 1. Pembiayaan pembangunan Sebagai negara berkembang, dibutuhkan sebuah investasi besar untuk membiayai pembangunan. Pembangunan ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjamin kesejahteraan masyarakat. Berikut ini berbagai jenis pembangunan yang biasanya diprioritaskan. Pembangunan infrastruktur nasional. Pengadaan sarana maupun prasarana pertahanan dan keamanan. Pembangunan sarana pengadilan dan lembaga pemasyarakatan. Pembangunan di bidang sosial pendidikan dan kesehatan. Program transmigrasi dan pembangunan daerah. Program penanganan dan pengentasan kemiskinan PPK dan P3DT. 2. Daya beli masyarakat rendah Defisit juga dapat disebabkan karena rendahnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya terkait sembako, sarana pendidikan, transportasi, BBM, dan listrik. Rendahnya daya beli masyarakat kemudian mendorong pemerintah memberikan subsidi terhadap berbagai kebutuhan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampu membelinya. Pada jangka panjang, pemberian subsidi berisiko memicu terjadinya defisit kas negara karena besarnya pengeluaran. 3. Nilai tukar mata uang melemah Negara-negara berkembang sering kali melakukan pinjaman luar negeri untuk membiayai kebutuhan pembangunan. Setiap kali ada perubahan nilai mata uang asing, negara peminjam akan terkena dampaknya sebab pinjaman uang dari luar negeri tersebut dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran utang dihitung dengan mata uang negara peminjam. Maka, ketika terjadi depresiasi mata uang negara peminjam, maka utang luar negeri akan meningkat. 4. Realisasi penerimaan negara tidak mencapai target Setiap kali APBN disusun, pemerintah tentunya telah membuat rencana sumber keuangan negara. Namun, tidak jarang realisasi penerimaan negara tidak mencapai target sehingga banyak program yang terbengkalai. Pemotongan bujet juga sering dilakukan pada beberapa program karena penerimaan negara tidak sesuai target. Hal tersebut mengakibatkan program tidak berjalan maksimal dan setiap tahun pemerintah harus menutup kekurangan tersebut sehingga berdampak kepada penyusunan APBN. 5. Pengeluaran saat inflasi Dalam penyusunan APBN di awal tahun, pemerintah menggunakan standar harga yang telah ditetapkan. Namun, harga dapat mengalami perubahan dan biasanya meningkat setiap tahun akibat inflasi. Terutama saat terjadi inflasi yang tidak diperhitungkan sebelumnya, maka beban biaya untuk berbagai program pemerintah akan meningkat sedangkan anggaran tidak berubah karena sudah ditetapkan. Akibatnya, APBN mengalami revisi dan pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih besar. Apa saja dampak dari terjadinya defisit? Jika kondisi ini menimpa suatu negara, maka akan berdampak kepada beberapa variabel ekonomi makro nasional. Contoh sederhananya adalah ketika terjadi defisit akibat kurangnya penerimaan dari pajak. Ketika hal itu terjadi, pemerintah perlu penambahan modal untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang mana artinya permintaan terhadap uang akan meningkat. Selanjutnya sebagai dampak tambahan, ketika permintaan terhadap uang meningkat, maka tingkat suku bunga yang merupakan harga modal juga akan mengalami peningkatan. Selain itu, mari kita telaah dampak-dampak negatif lainnya saat negara mengalami defisit. 1. Tingkat inflasi Adanya defisit anggaran bisa memunculkan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum atau biasa dikenal dengan inflasi. Hal tersebut dapat terjadi karena pengeluaran untuk biaya proyek dengan biaya besar dan berjangka lama nyatanya belum dapat menghasilkan keuntungan dalam waktu yang cepat, tetapi pemerintah sudah mengeluarkan biaya untuk upah buruh. Akibatnya daya beli masyarakat akan meningkat, tetapi di sisi lain hasilnya belum memenuhi permintaan sehingga mendorong terjadinya inflasi. 2. Konsumsi dan tabungan Terjadinya inflasi karena adanya defisit anggaran akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan mengurangi tingkat konsumsi dan tabungannya. Padahal tabungan memiliki peranan penting untuk mendorong investasi. Ketika tingkat tabungan menurun, maka tingkat investasi akan ikut turun. 3. Pengangguran Saat investasi menurun, hal tersebut akan berdampak terhadap penurunan tingkat kesempatan kerja. Pasalnya, banyak proyek pembangunan yang sangat bergantung pada investasi. Ketika hal itu terjadi, banyak proyek atau perluasan proyek yang tidak dapat dilanjutkan. Sebagai salah satu akibatnya akan meningkatkan risiko terjadinya PHK atau pemecatan tenaga kerja. Dengan kata lain, tingkat pengangguran akan meningkat. Tidak hanya berpengaruh pada negara dan masyarakat, penurunan tingkat investasi akan berdampak kepada dunia bisnis juga. Pasalnya, banyak perusahaan yang juga bergantung pada investasi untuk menjalankan roda bisnisnya. Jadi ketika terjadi defisit, banyak pihak yang akan merasakan dampaknya. Bagaimana cara mengatasi defisit anggaran? Keadaan defisit dapat diatasi dengan melakukan berbagai upaya, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Berikut ini cara mengatasi defisit anggaran yang bisa dilakukan. 1. Dari sisi penerimaan Melakukan pinjaman dari bank, ini akan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat dan harus diikuti dengan peningkatan jumlah barang yang diproduksi. Menerbitkan obligasi, ini akan meningkatkan penyerapan uang masyarakat dan menambah pemasukan negara. Meminjam dari luar negeri, ini digunakan untuk merealisasikan proyek yang produktif dan efisien yang mana pembayaran cicilannya diambil dari pajak. Meningkatkan penerimaan pajak, ini akan menambah pemasukan negara. 2. Dari sisi pengeluaran Mengurangi subsidi, pengurangan subsidi tersebut dilakukan untuk mengurangi pengeluaran negara yang terlampau besar, misalnya subsidi BBM, listrik, dan lainnya. Pengurangan pengeluaran rutin, misalnya biaya perjalanan dinas, rapat, seminar, listrik, dan pengeluaran rutin lainnya. Pemerintah harus memprioritaskan pengeluaran produktif dengan cara mengutamakan program-program yang lebih cepat menghasilkan keuntungan. Sedangkan proyek jangka panjang dan dengan biaya besar akan ditunda. Memotong biaya program tertentu, pembiayaan beberapa program pemerintah yang tidak mendorong pertumbuhan sektor riil, pajak, dan devisa harus dikurangi atau dipotong. Defisit anggaran karena Covid-19 Pandemi Covid-19 juga berpengaruh pada defisit anggaran, bahkan Kementerian Keuangan mencatat kebutuhan pembiayaan APBN 2020 mencapai triliun, Rp 852,9 triliun di antaranya digunakan untuk pembiayaan defisit. Pembiayaan ini meningkat karena pemerintah melebarkan menjadi 5,07% terhadap produk domestik bruto PDB dari yang sebelumnya 1,76% guna menanggulangi dampak pandemi. Dari kebutuhan total tersebut, sebanyak Rp856,8 triliun akan dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara SBN hingga akhir tahun. Penerbitan SBN tersebut akan dilakukan setiap dua minggu dari kuartal II sampai kuartal IV. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, melalui Perppu Nomor 1 Tahun 2020, Bank Indonesia akan menggelontorkan Rp125 triliun atau 25% dari total penerbitan SBN yang dilakukan pemerintah. Ini merupakan cara terakhir pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di tengah pandemi Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan pemerintah akan menjaga defisit di level 5% atau lebih rendah dengan melakukan disiplin pengelolaan anggaran. Sedangkan pada tahun depan, pihaknya menargetkan defisit bisa ditekan sebesar 3% hingga 4% dari PDB. Caranya dengan memfokuskan belanja pada sektor yang menjadi prioritas, yakni sektor kesehatan, bantuan sosial, pendidikan, transfer ke daerah dan dana desa TKDD, serta transformasi ekonomi. Tips dari Lifepal! Pada praktiknya, kondisi defisit sangat terpengaruh oleh tingkat penerimaan negara dan investasi. Artinya, kita juga bisa berkontribusi untuk mencegahnya dengan taat membayar pajak dan meningkatkan nilai tabungan kita. Dengan demikian baik negara, kita sebagai masyarakat, maupun dunia bisnis dapat melanjutkan perputaran keuntungan dan merasakan manfaatnya. Di masa pandemi ini, jagalah selalu kesehatan tubuh. Sebab biaya pengobatan tidaklah murah. Oleh karena itu, mari mulai melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, kamu pun tetap harus menjaminnya dengan memiliki asuransi kesehatan. Asuransi merupakan produk pengelolaan keuangan yang bertujuan untuk melindungi nasabah atau peserta dari kerugian finansial yang lebih besar. Pertanyaan seputar defisit Apa itu defisit?Defisit adalah sebuah kondisi keuangan yang ditandai dengan pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan. Tidak hanya dialami oleh individu, kondisi tersebut juga sering terjadi dalam lingkup yang lebih besar, seperti perusahaan atau bahkan keuangan negara. Yuk, cek info selengkapnya di artikel ini. Kenapa penting untuk memiliki asuransi?Perlindungan finansial asuransi penting, agar tidak terbebani pengeluaran mendadak yang menguras tabungan. Pilih produk asuransi sesuai kebutuhan, yaitu asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi mobil, asuransi motor, asuransi rumah, dan lainnya. Cari tahu di Lifepal.Home Detil Berita; Format Anggaran Terpadu, Menghilangkan Tumpang Tindih 13 Oktober 2012. Anggito Abimanyu. Kompas, 13 Mei 2004. MINGGU yang lalu pemerintah telah mengusulkan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2005 dengan menggunakan format baru, yakni anggaran belanja terpadu (unified budget).
JAKARTA - Sepanjang 2018, belanja pegawai masih menjadi jenis belanja yang paling dominan dalam menyerap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD data Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK Kementerian Keuangan Kemenkeu, dari total belanja dari 542 daerah yang mencapai triliun, 35,6% dari anggaran tersebut direalisasikan untuk belanja pegawai sebesar Rp410,6 proporsi, belanja pegawai turun dibandingkan dengan 2017 yang mengambil porsi sebesar 36,9% dari belanja daerah yaitu Rp405 demikian, belanja barang dan jasa pada 2018 justru mengalami peningkatan proporsi dari 21,3% atau 233,9 triliun pada 2017 menjadi 23,5% pada 2018 dengan nominal mencapai Rp270,6 triliun. Belanja modal, yang secara definitif merupakan komponen belanja langsung yang menghasilkan aset tetap, secara proporsi justru mengalami 2017, belanja modal mengambil porsi sebesar 20,2% atau Rp221,7 triliun dari belanja daerah. Memasuki 2018, porsi belanja modal mengalami penurunan menjadi 19,4%, meski nominalnya meningkat menjadi Rp223,6 sisi pendapatan, dapat dilihat bahwa dana perimbangan masih memiliki porsi terbesar selaku sumber pendapatan daerah pada APBD DJPK menunjukkan bahwa dana perimbangan memiliki porsi sebesar 60,9% atau 666,7 triliun dari keseluruhan pendapatan daerah yang mencapai asli daerah PAD sendiri hanya memiliki porsi sebesar 24,6% dari keseluruhan pendapatan lalu, Menteri Keuangan Menkeu Sri Mulyani Indrawati pun menyampaikan bahwa ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana transfer daerah masih tinggi. Namun, pada satu sisi kinerja antardaerah masih belum merata."Permasalahan lainnya adalah terkait kapasitas anggaran, governance, akuntabilitas, serta yang terpenting adalah integritas," lanjut, alokasi anggaran transfer ke daerah terus meningkat dari 19,2% pada 1990 menjadi 34,5% pada laporan keuangan pemerintah pusat LKPP 2018, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp697,93 triliun dengan dana perimbangan mencapai Rp668,64 rangka meningkatkan pemanfaatan, Sri Mulyani mengatakan pihaknya meminta kepada pemerintah daerah untuk fokus pada belanja yang produktif seperti belanja lain pihak, Dirjen DJPK Kemenkeu Astera Primanto Bhakti pun mengakui bahwa belanja pegawai di daerah cukup tinggi. "Bukan mendominasi, tapi jumlahnya masih relatif besar," katanya kepada Jumat 19/7/2019.Lebih lanjut, Bhakti mengungkapkan pihaknya terus mendorong perbaikan pengelolaan APBD melalui persyaratan penyaluran yang dikaitkan dengan realisasi Dana Alokasi Khusus DAK Fisik. Realisasi DAK Fisik diharapkan menjadi aset yang produktif bagi pada Peraturan DJPK No. 6/2018, diatur bahwa daerah harus mencapai serapan dana tertentu sebagai syarat pencairan DAK mencairkan DAK Fisik tahap II, daerah harus merealisasikan paling sedikit 75%.Pencairan DAK Fisik tahap III, daerah perlu merealisasikan 90% dari dana yang telah diterima dan capaian output kegiatan DAK Fisik sampai dengan tahap II paling sedikit mencapai 70%.Selain pemantauan realisasi DAK Fisik, daerah pun bisa dikenai sanksi apabila pemerintah daerah tidak merealisasikan belanja-belanja yang diwajibkan."Kami juga melakukan pembinaan melalui program internship dan secondment bagi daerah yang masih kurang baik dalam pengelolaan anggaran," kata Bhakti. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini apbd Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Sedangkanpada ketentuan Pasal 312, dalam ayat (2) bahwa: "DPRD dan Kepala daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun sebagaimana dimaksud ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan selama 6
Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Apa Itu Defisit dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Negara Apa Itu Defisit dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Negara Defisit merupakan istilah populer dalam dunia ekonomi. Istilah ini banyak digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu negara yang sedang bermasalah. Indonesia sendiri pernah mengalami defisit yang menyebabkan pemerintah harus meminjam uang dari Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk menutupi pengeluaran yang berlebih. Sebenarnya, apa itu defisit? Defisit adalah sebuah kondisi keuangan yang ditandai dengan pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan. Dengan kata lain, ketika sebuah negara mengalami defisit, maka pengeluaran negara lebih banyak daripada pendapatannya. Dalam hal ini, pemerintah harus menutupi kekurangan anggaran ini agar tidak timbul dampak berkepanjangan yang bisa memperburuk perekonomian negara. Memangnya, apa saja dampak yang bisa ditimbulkan jika negara mengalami defisit? Sebelum menjawabnya, mari ketahui dan pahami terlebih dahulu mengenai apa itu defisit dan faktor penyebabnya. Setelah itu, mari bahas langkah apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Apa Itu Defisit? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, defisit adalah kekurangan dalam anggaran belanja. Dalam hal ini, defisit biasanya terjadi dalam anggaran belanja suatu negara, baik dalam skala pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun, defisit juga bisa terjadi dalam anggaran belanja suatu perusahaan, organisasi, bahkan perorangan. Mengutip dari laman Investopedia, apa itu defisit diartikan sebagai kondisi keuangan dimana jumlah belanja melebihi pendapatan, nilai impor melampaui nilai ekspor, dan jumlah beban melebihi aset yang dimiliki. Dalam ekonomi sebuah negara, defisit yang bisa terjadi ialah defisit anggaran dan defisit perdagangan. Defisit anggaran terjadi ketika pemerintah melakukan belanja yang besarnya melebihi jumlah pendapatan yang diterimanya dalam suatu periode tertentu. Sementara, defisit perdagangan terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih tinggi daripada nilai ekspor yang dilakukannya. Jadi, apa itu defisit merupakan sinonim dari kata rugi dan lawan kata dari surplus. Defisit bisa terjadi ketika pemerintah, perusahaan, atau seseorang melakukan belanja lebih dari kemampuan yang ia miliki, atau ketika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Baca juga Analisis Anggaran Pengertian Lengkap dan Cara Melakukannya Faktor Penyebab Defisit Defisit tidak terjadi tanpa alasan. Tentu saja, ada faktor penting yang menjadi penyebab dari kondisi tersebut. Dalam hal ini, faktor yang menyebabkan negara mengalami defisit meliputi Pembangunan Negara Untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara, pemerintah harus gencar melakukan pembangunan di berbagai bidang. Namun, pembangunan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak jarang menjadi penyebab terjadinya defisit. Adapun yang termasuk dalam agenda pembangunan negara meliputi pembangunan infrastruktur untuk menunjang kegiatan ekonomi, meningkatkan pertahanan negara, memperbaiki sistem pendidikan, pembangunan daerah, hingga program untuk menanggulangi kemiskinan. Nilai Tukar Mata Uang yang Melemah Nilai tukar mata uang suatu negara yang belum mandiri dan masih banyak terlibat hutang luar negeri akan sangat dipengaruhi oleh perubahan mata uang asing. Hal tersebut karena nilai pinjaman dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman dihitung dengan mata uang negara peminjam. Sehingga, ketika sedang terjadi depresiasi mata uang, maka utang yang harus dibayarkan akan bertambah. Dengan kata lain, besaran pembayaran cicilan pokok dan bunga cicilan akan membengkak atau melebihi dari anggaran sehingga dapat terjadi defisit. Rendahnya Daya Beli Masyarakat Pendapatan per kapita negara berkembang biasanya cenderung rendah sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat yang rendah pula. Namun, harga dari barang dan jasa yang ditawarkan cukup tinggi karena sebagian produksinya memiliki komponen impor. Akibatnya, masyarakat berpendapatan rendah tidak mampu membelinya. Karena itu, pemerintah perlu mengeluarkan subsidi untuk barang-barang tersebut agar masyarakat bisa mendapatkannya. Pengeluaran Saat Inflasi Ketika menyusun APBN, negara sebenarnya telah memiliki standar harga sendiri. Namun, kondisi pasar yang sangat dinamis bisa membuat harga meningkat setiap tahunnya. Jika terjadi inflasi tidak terduga, maka pengeluaran pemerintah akan melebihi dari yang telah dianggarkan. Alhasil, pemeirntah harus melakukan revisi pada APBN dan mengeluarkan biaya besar untuk menutupi kelebihan biaya yang terjadi akibat inflasi. Realisasi yang Tidak Sesuai Target Saat menyusun APBN, pemerintah juga membuat rencana sumber penerimaan negara. Ketika realisasi penerimaan tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka pemerintah perlu menutup kekurangan biaya agar pembangunan dapat direalisasikan sesuai rencana. Baca juga Cara Mempersiapkan Anggaran Tahunan untuk Perusahaan Dampak Defisit Terhadap Perekonomian Negara Ketika negara mengalami defisit, maka yang akan merasakan dampaknya adalah pemerintah dan masyarakat. Di antara dampak yang mungkin terjadi ketika terjadi defisit ialah sebagai berikut. Peningkatan Suku Bunga Defisit adalah kondisi besar pasak daripada tiang yang dialami pemerintah. Artinya, penerimaan yang diterima negara lebih sedikit, seingga pemerintah perlu menambah modal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk ini ialah dengan menaikkan tingkat suku bunga, yang akhirnya akan berdampak langsung ke masyarakat. Saat mengalami defisit, harga-harga akan cenderung mengalami peningkatan atau inflasi. Hal tersebut memang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah defisit anggaran, namun bisa juga menimbulkan masalah lain yang merugikan masyarakat atau negara itu sendiri. Tingkat Konsumsi dan Tabungan yang Menurun Terjadinya inflasi karena adanya defisit anggaran akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan mengurangi tingkat konsumsi dan tabungannya. Di sisi lain, tabungan memiliki peran penting untuk mendorong investasi. Sehingga, adanya defisit anggaran pada akhirnya akan menurunkan tingkat investasi. Meningkatkan Angka Pengangguran Peningkatan suku bunga dan penurunan investasi juga bisa memicu bertambahnya jumlah pengangguran. Hal tersebut karena banyaknya proyek yang terpaksa dihentikan karena kekurangan biaya, sehingga banyak pekerja yang pada akhirnya akan menganggur. Baca juga Budget Plan atau Perencanaan Anggaran Pengertian dan Tipsnya Cara Mengatasi Defisit Anggaran Adapun untuk mengatasi defisit anggaran, pemerintah dapat melakukannya dari dua sisi, yakni sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi Penerimaan. Dari sisi penerimaan, pemerintah dapat mengatasi defisit dengan meminjam dari luar negeri ataupun bank dalam negeri, menerbitkan obligasi, dan meningkatkan penerimaan pajak. Sisi Pengeluaran. Sementara, dari sisi pengeluaran, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengurangi subsidi, mengurangi pengeluaran rutin, memprioritaskan program-program yang menghasilkan keuntungan, dan memotong pendanaan untuk program yang dirasa tidak perlu. Baca juga Budget Management Pengertian, Manfaat, Strategi, dan Tips Mengelolanya Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai apa itu defisit, faktor yang menjadi penyebabnya, dampak yang bisa ditimbulkannya, serta cara mengatasinya. Apa itu defisit diartikan sebagai kondisi besar pasak daripada tiang. Dalam hal perbendaharaan negara, faktor yang menjadi penyebabnya ialah pembangunan negara, rendahnya daya beli masyarakat, pengeluaran saat inflasi, dan realisasi yang tidak sesuai target. Sementara, dampak dari defisit meliputi peningkatan suku bunga, inflasi, penurunan tingkat konsumsi dan tabungan, serta peningkatan jumlah pengangguran. Untuk mengatasi ini, pemerintah dapat melakukan dari dua sisi yakni sisi penerimaan dan pengeluaran. Seperti disebutkan sebelumnya, defisit tidak hanya terjadi pada negara, melainkan juga bisa terjadi pada perorangan. Dalam hal ini, Anda perlu melakukan pemantauan anggaran, membatasi pengeluaran, meningkatkan pemasukan, dan menyiapkan dana darurat. Untuk memantau kondisi keuangan, termasuk arus pendapatan dan pengeluaran, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis seperti Accurate Online. Accurate Online menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan bisnis sehingga Anda dapat melakukan pencatatan dan pembuatan laporan keuangan secara lebih akurat, cepat, dan otomatis. Berbagai fitur dan keunggulan juga tersedia secara lengkap dan mudah untuk digunakan bahkan bagi pemula. Jika Anda tertarik untuk mencoba Accurate Online, silahkan klik banner di bawah ini dan nikmati secara gratis selama 30 hari. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load linkSistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS anggaran belanja dalam keadaan kekurangan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk SISTEM penganggaran dalam anggaran pendapatan dan belanja negara APBN masih bermasalah. Antara perencanaan, alokasi, pelaksanaan, dan pelaporan masih belum terintegrasi dengan baik sehingga hasil yang diperoleh masih jauh dari yang diharapkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengambil contoh dalam hal pengelolaan anggaran untuk pendidikan. Indonesia termasuk salah satu negara yang berkomitmen penuh meng-alokasikan sebagian besar anggaran untuk menyokong aspek pendidikan di berbagai wilayah. Jika mengacu pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat ketentuan alokasi dana pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD. Namun, hasil yang diperoleh tidak sebaik seperti yang diterima negara tetangga seperti Vietnam yang juga mengalokasikan porsi anggaran serupa. "Alokasi anggaran pendidikan 20% itu hasilnya menge naskan. Indonesia dan Vietnam sama-sama punya komitmen membelanjakan 20% untuk pendidikan. Tapi dari skor math, science, dan membaca, posisi Indonesia di PISA Programme for International Student Assesment berada di urutan 52 dari 65 negara, sedangkan Vietnam urutan 8," ujar Sri dalam gelaran Budget Day di Kementerian Keuangan, kemarin. Dengan lugas dia mengatakan jajaran Kementerian Keuangan selaku pengelola keuangan negara semestinya tertohok sebab capaian tersebut menunjukkan ada yang salah dalam pengelolaan anggaran pendidikan baik di tingkat pusat maupun daerah. Contoh ketidakefektifan pengganggaran juga ditemukan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Budiarso Teguh Widodo mengatakan pihaknya masih menemukan adanya kementerian dan lembaga yang mendanai fungsi kewenang-an daerah. "Misalnya dalam fungsi kesehatan, perlindung-an sosial dan perumahan berikut fasilitas umum," ujar Budiarso. Di sisi lain, alokasi transfer ke daerah dan dana desa TKDD pun melesat tajam. Dalam APBN Perubahan 2017, TKDD tercatat Rp 755,9 triliun dan kemudian meningkat menjadi Rp 766,2 triliun dalam APBN 2018. "Kenaikan dari belanja APBD dan TKDD tidak diikuti pengelolaan anggaran yang efektif. Seperti belanja pegawai di daerah jauh lebih besar dari porsi belanja modal. Perbandingannya itu 36,8% belanja pegawai dan belanja modal 20%," papar Budiarso yang mengungkapkan belanja daerah masih banyak yang bergantung pada dana alokasi khusus DAK. Dorong sinergi Guna mengefektifkan penggunaan anggaran yang ada, Sri Mulyani mendorong tiga direktorat jenderal ditjen di Kementerian Keuangan, yaitu Ditjen Anggaran, Ditjen Perimbangan Keuangan, dan Ditjen Perbendaharaan, untuk bersinergi menghasilkan perencanaan, alokasi, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran yang berkualitas. "Saya ingin semua memiliki bekal dasar nilai dan sikap yang sama sebagai pengelola keuangan negara," tegasnya. Sri Mulyani menyebutkan sinergi tersebut berarti bahwa keseluruhan rantai siklus pengelolaan keuangan negara harus saling sama kuat. Proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pelapor-an anggaran harus dipikirkan dalam porsi yang sama. "Biasanya tenaga sudah habis untuk alokasi sehingga tidak ada tenaga untuk analisis. Kualitas anggaran seperti ini tidak baik," tandas Sri Mulyani. E-1 yiDx7.